Joanita P Sonya : “Si Ragil Sang Petarung”
Tak kenal maka tak sayang. Mungkin kalimat ini yang paling tepat untuk menggambarkan kegemaran Joanita Panca Sonya akan taekwondo. Ketertarikannya pada olah raga, yang awal mulanya identik dengan laki-laki ini , diawali ketika Joanita duduk di kelas V Sekolah Dasar. Ia melihat teman dan tetangganya ada yang menekuni oleh raga ini.
Hatinya tertarik. Di pikiran kecilnya, keren juga seorang cewek dengan seragam taekwondo. Tentu ia tidak akan diganggu oleh teman-temannya . Apa salahnya seorang perempuan menguasai ilmu bela diri? Pastinya ia akan menjadi perempuan yang tanggunh dan mandiri.
Ketertarikan ini ia utarakan kepada orang tuanya. Ada rasa terkejut, ada rasa aneh, dan ada rasa ragu pada kedua orang tuanya. Apakah ini niat yang timbul dari diri sendiri ataukah hanya keinginan sesaat yang akan lalu bersama waktu?
Dengan niat yang ikhlas dan tulus, akhirnya orang tua Joanita memberikan izin, memberikan kepercayaan dan dukungan sepenuhnya. Mulailah, hari-hari berikutnya, Joanita bersingungan dengan olah raga taekwondo. Ia ingin membayar kepercayaan orang tuanya. Ia ingin menjadi taekwondoin sekaligus pelajar yang bisa membanggakan orang tua.
Minat, motivasi, kerajinan berlatih memang turun naik. Ada kalanya bosan berlatih. Untungnya, di cabang olah raga ini begitu banyak lomba yang diadakan. Selain meraih prestasi, keikutsertaan seorang taekwondoin sekaligus sebagai ajang uji tempa bagi kemampuannya. Bahkan, semakin Joanita menekuni oleh raga ini, kepercayaan diri semakin meningkat. Pola pikirnya mulai terbuka lebih luas. Seorang perempuan taekwondoin bukan hanya supaya ia dapat membela diri. Namun, yang lebih penting dari semua tadi adalah bagaimana bisa belajar untuk menggunakan fikiran untuk fokus, penuh perhitungan, reflek mengantisipasi, dan juga melangkah dengan taktis. Sebuah kemenangan memang terasa manis dan membanggakan, tetapi di olah raga ini ia juga diajarkan bagaimana agar bisa menerima kekalahan dengan lapang dada dan berusaha lebih baik di lain kesempatan.
Aku Ingin Seperti Defia Rosmaniar !
“Aku Ingin Seperti Defia Rosmaniar!” kata Joanita. “Bukanya ingin menjadi pengikut atau orang yang ragu pada jati diri, tetapi beliau adalah idola yang bisa membangkitkan motivasi saya untuk berprestasi. Saya ingin seperti beliau,” lanjutnya. Defia Rosmaniar adalah taekwondoin perempuan pertama peraih medali emas Asean Games 2018.
Sebuah cita yang mulia. Ia ingin menjadi atlet yang bisa membanggakan keluarga, masyarakat , sekolah, dan negara. Joanita sadar akan cita-citanya ini . Usaha dan doa ia lakukan. Bahkan doa dan restu dari ibu tercinta menjadi bekal wajib ketika ia berlatih dan bertanding. Selain doa, berlatih juga harus lebih keras.Jika akan bertanding , atas arahan dan saran seniornya, ia berlatih lebih intens. “ Saya bisa latihan seminggu tiga kali dan setiap latihannya bisa dua sampai tiga jam.”
Hasil akan berbanding lurus dengan upaya. Latihan keras yang dijalani Joanita membuahkan banyak prestasi. Ia masih ingat prestasi pertamanya, sebagai juara 3 Kejurda yang diadakan di UPY ketika ia masih kelas V Sekolah Dasar dan prestasi tertingginya adalah di Kejuaraan Virtual Internasional Afrika. Ia juara dua waktu itu. Prestasi terbaru yang Joanita raih adalah lomba yang diadakan di Bandung di bulan Februari 2023. Ada beberapa kejuaraan yang ia raih, yaitu
Aku juga Ingin Sukses, Aku ingin menjadi Perempuan Pebisnis !
Jalan hidup tidak akan selalu mulus. Joanita meyakini ini. Ia sudah mendapatkan lebih dari 30 medali, tetapi hal ini bukanlah jaminan kesuksesan. Pendidikan adalah jalan utama menuju sukses. Ia selalu ingat ibunya terkasih. Mengikuti lomba akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengikuti dua kategori lomba, ibunya harus merogoh kocek 1 jutaan, belum termasuk akomodasi jika berlomba di luar kota.
“ Ibu tidak akan meminta balik uang yang telah dikeluarkan ketika saya mendapatkan hadiah berupa uang. Selain untuk kepentingan ini dan itu, sebagian besar uang pembinaan itu saya tabung . Tabungan itu untuk membantu biaya kuliah saya nanti. Saya ingin meringankan beban Ibu,” katanya.
Joanita mempunya tekad yang kuat. Ia ingin di waktu mendatang bisa mewakili Bantul untuk bisa bermain di PON, Asean Games, bahkan Olimpiade. Selain itu, ia juga harus bisa membagi waktu untuk belajar. Ia juga ingin membanggakan kedua orang tuanya sukses di pendidikan tinggi. Joanita bertekad kuat untuk kuliah demi mewujudkan cita-citanya, menjadi perempuan pebisnis !
Baginya, ia bisa berkali-kali gagal dalam hidup dan karena itulah ia bisa berhasil dalan hidup. Untuknya, gagal bukan alasan untuk layu, gagal memberikan alasan untuk selalu bersemi dan menghijau ; menjadi sukses ! Ada hal yang menarik yang ingin ia bagikan kepada semua kawannya. Ia ingin berbagi bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia. Ilmu akan bermanfaat pada waktu dan tempat yang tepat.
Teruslah berlajar Ragil, teruslah berlatih fighter kebanggaan SMA 2 Bantul ! Doa kami menyertai. Kami yakin kamu mampu dan kami yakin kamu bisa !
Bantul, Februari 2023
Biodata
Nama : Joanita Panca Sonya
Kelas : XII IPS 1
TTL : Bantul, 30 Juni 2005
NISN : 0050790764
Alamat : Kembang RT 03 DK Kadibeso Sabdodadi Bantul
Berita terkait